Menarik sekali bahasan di kaskus mengenai nenek moyang bangsa Indonesia salah satu postingan dari id sharsono sebenarnya perlu dikaji lebih, ilmu sejarah yang kita pelajari dari tahun mbah uyut sampai saat ini hanya menerangkan data sebagai berikut:
MIGRASI RUMPUN MELAYU AUSTRONESIA
Tadinya hidup di Indo-Cina[Vietnam], kemudian mencari daerah yang lebih luas dengan perahu bercadik[bersayap].
2000-300SM perpindahan Melayu Autronesia dari Teluk tonkin ke pulau2x nusantara melalui 2 jalur:1. Selatan[penyebaran kebudayaan kapak persegi] 2. utara[penyebaran kebudayaan kapak lonjong.
Wilayah penyebaran rumpun Melayu Austronesia: Kep. Indonesia, Kep. Malaysia, Kep.Mikronesia. Kep Polinesia. Wil ini dr P.Madagaskar-P. Paskah –Kepercayaan nenek moyang: Animisme & dinamisme
Namun kalau difikir secara nalar sebagaimana tulisan sharsono dalam forum tersebut
Saya tidak yakin bahwa nenek moyang saya datang dari Yunan atau dari Bombay. Walaupun ada bumbu dan pembauran dengan mereka dalam beratus-ratus tahun.
Mungkin nanti 1000 tahun lagi ada yang bikin buku sejarah bahwa orang Indonesia keturunan bangsa Amerika karena ditemukan bukti-bukti peninggalan bungkus mcdonald dan KFC di Indonesia. Atau bisa jadi keturunan orang Inggris karena ditemukan kerangka tank scorpion.
u rombongan bangsa yang sudah maju keadaan hidupnya itu selalu memegang teguh: identitas kepribadiannya sebagai bangsa, termasuk mempertahankan bahasanya, sastranya, kepercayaannya, kebudayaannya, keseniannya dan lain sebagainyayang menjadi milik pembawaan bangsa tersebut. Mereka tidak mau merubah, mengganti dan membuang identitas mereka, bahkan selalu berusaha untuk mempertahankan dengan gigih.
Nah kalau rombongan dari Yunan pada 300 tahun sebelum masehi datang ke Indonesia kemudian berubah dan berkembang dengan cepat menjadi suku Minang – Batak – Jawa – Madura – Sunda dsbnya yang berbeda-beda dalam bahasa dan budayanya apakah itu mungkin ?
Apalagi kedatangan bangsa Keling dibawah pimpinan Ajisaka, saya melihat sepertinya dibuat-buat oleh para pimpinan Depdikbud kita … gak tahu alasannya kenapa … mungkin karena doyan dengan musik dang dutnya.
Lihat aja Mesir, dimasuki bangsa Arab sampai akhirnya sekarang bangsa Mesir berubah menjadi bangsa Arab. Budaya Arab masuk semuanya kesana. Bukankah akan demikian halnya dengan Indonesia kalau pada saat itu di datangi bangsa Cina yang kuat, sedangkan di Indonesia belum ada apa-apa, pasti dong sekarang kita semuanya bisa cakap mandarin.
lahirnya bahasa dan huruf jawa yang dibawa oleh orang India itu masih tetap bikin bingung saya.
Bangsa besar dan kuat yang datang dengan rombongan pasti akan mempertahankan bahasa dan budayanya.
Lihat saja bangsa Arab, pada abad ke 8 masehi sudah kuat dan maju keadaan hidupnya, menaklukkan beberapa bangsa sampai ke Andalusia, Spanyol. Lihat sekarang, Iran, Iraq, Afghanistan, Syria, Yordan, Turki, Mesir dan banyak Negara Afrika Utara yang menggunakan bahasa Arab dan abjad Arab. Bukan dibuatkan bahasa khusus satu per satu dikarang lagi, apalagi berubah menjadi bangsa baru.
Kemudian coba lihat bangsa Inggris, menaklukkan banyak bangsa diberbagai penjuru dunia kemudian meninggalkan bahasanya ditempat yang ditaklukkan, bukan membuat bahasa baru. Walaupun mendirikan Negara dengan nama baru, misalnya Australia atau Selandia Baru, tapi tetap bahasa dan budayanya dibawa dan ditanamkan.
Mungkin kalau di film science fiction seperti star trek, gene Rodenberry bisa mengarang bangsa baru dengan bahasa baru seperti bangsa klingon dengan bahasa klingon … tapi siapa yang mau ngerti bahasa klingon, sutradaranya aja gak ngerti. Apalagi untuk dipakai membuat script film baru.
Lha koq ini Raden Mas Adji Saka bisa duduk termenung sejenak melihat dua mayat pembantunya terus langsung bikin cerita pakai bahasa baru dan menulis pakai abjad baru.
(Meganthropus Paleo Javanicus) ditaksir hidup 600.000 tahun yang lalu. Ditemukan di desa Sanggiran lembah bengawan Solo, Didaerah Kaliyoso sebelah utara kota Surakarta. Kalau Ali Bhuto ditemukan di Pakistan.
Kemudian setelah itu ditemukan balung yang lebih kecil di daerah Mojokerto dinamai Homo Mojokertansis yang ditaksir hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu.
Terus ditemukan lagi Pitecanthropus erectus yang diperkirakan hidup 400,000 tahun yang lalu di desa Trinil, daerah Ngawi, Madiun.
Antara 300.000 s/d 75.000 tahun yang lalu lembah Bengawan Solo itu masih tetep ngetrend untuk daerah tempat tinggal seperti pondok indahnya jaman dulu, buktinya ditemukan Homo Ngandongensis yang diperkirakan berumur segitu didesa Ngandong, lembah Bengawan Solo.
Terus ada lagi yang umurnya sekitar 1 juta tahun tapi masih di hitung/diteliti yaitu Homo Wajakensis ditemukan didesa Wajak, Tulungagung.
lha kalo ketemunya bolak balik disekitar pedesaan, kan mudah diterka bahwa para almarhum tersebut adalah
Masuknya bangsa asing yang kemudian berasimilasi dengan penduduk asli itu saya percaya benar terjadi, baik dengan yang datang dari Yunan maupun dari India. Tapi itu tidak berarti bahwa penduduk aslinya hilang lenyap.
Mungkin bila kita berhasil menemukan peninggalan budaya mereka yang bukan India atau Cina, mungkin kita bisa pelan-pelan menemukan nenek moyang kita
Mohon maaf pak Suharsono belum minta ijin untuk copas disini namun demi pengetahuan anak cucu kita saya memberanikan diri copas disini masih panjang dan lebar tulisan dia diforum tersebut semoga saja nenek moyang kita bisa ketahuan kebenarannya karena saya merasa bukan keturunan india, dilihat dari peninggalan tengkorak tengkorak /fosil yang ada tapi kapan yah perasaan penelitian di indonesia gak segencara negara lain apakah karena negara indonesia lebih senang keturunan bangsa asing ???
--------------------
Referensi:
Suharsono
0 komentar:
Posting Komentar